Islam, Iman & Ihsan

   Seseorang yang mengaku dirinya islam & beriman harus memenuhi Rukun Islam & Rukun Iman, Yaitu sebagaimana dalam hadist Muslim berikut :
Dari Umar r.a. berkata: “Saat kami duduk dekat Rasulullah saw di suatu hari maka tiba-tiba tampaklah oleh kami seorang laki-laki memakai pakaian sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya bekas (tanda-tanda) dalam perjalanan dan tidak seorangpun diantara kami yang mengenalnya maka duduklah ia dihadapan Nabi saw lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi saw lalu meletakkan tangannya di atas paha Nabi saw kemudian ia berkata, “Hai Muhammad, beritahukanlah padaku tentang Islam!” Maka jawab Rasulullah saw, “Islam yaitu engkau bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan sungguh Muhammad itu utusan Allah, menegakkan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa bulan Ramadhan dan mengerjakan Hajji ke Baitullah (Mekkah) jika engkau kuasa menjalaninya.” Berkata orang itu, “Benar.” Kami heran, ia bertanya dan ia pula yang membenarkannya. Maka bertanyalagi orang itu, “Beritahukanlah padaku tentang Iman.” Jawab Nabi saw, “Engkau beriman kepada Allah dan Malaikat-Nya, kepada Kitab-kitab-Nya, kepada Rasul-rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan beriman kepada Qadar baik dan yang buruk.” Berkatalah orang itu, “Benar.” Bertanya lagi orang itu, “Maka beritahukanlah padaku tentang Ihsan.” Jawab Nabi, “Engkau beribadah (mengabdi) kepada Allah seakan-akan engkau melihat kepada-Nya, sekalipun engkau tidak dapat melihat-Nya maka sesungguhnya ia melihat engkau.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang hari Qiamat.” Jawab Nabi, “Orang yang ditanya tidak lebih tahu dari si penanya.” Tanya orang itu lagi, “Beritahukanlah aku tentang tanda-tandanya.” Jawab Nabi, “Diantaranya jika seorang hamba telah melahirkan majikannya dan jika engkau melihat orang yang tadinya miskin papa, berbaju compang-camping, sebagai penggembala kambing sudah berkemampuan, berlomba-lomba dalam kemegahan bangunan.” Kemudian pergilah orang tadi. Aku diam tenang sejenak kemudian Nabi saw berkata, “Wahai Umar tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Jawabku, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Nabi saw berkata, “Dia itu Jibril datang kepada kalian mengajarkan tentang agama kalian.” (Muslim)
   Jika seseorang telah berpegan teguh pada Rukun Iman & Islam, maka kokohlah imannya kepada Allah Swt. Jika seseorang mengaku dirinya seorang muslim maka dia harus memenuhi syarat yang sebagaimana tercantum dalam hadits tersebut.
   Kita sebagai seorang muslim, saya rasa wajib untuk memahami makna dari Rukun Iman & Islam, karena jika di umpamakan Rukun Islam & Muslim adalah sebuah akar pohon yang membuat pohon bisa berdiri tegak kokoh. Andai sebuah pohon tidak memiliki akar yang kokoh, maka sedikit saja di terpa angin yang deras maka akan tumbanglah pohon itu, begitu pula kita, jika kita tidak memiliki ikatan yang kuat dengan dasar Iman & Islam, kita tidak mengerti akan Iman & Islam, saya yakin, anda akan menjadi seseorang yang mudah tumbang, sedikit saja anda diterpa ujian hidup, anda mengeluh bahkan anda bisa saja putus asa, karena anda tidak memiliki dasar yang kuat, untuk menjalani hidup ini.
   Banyak orang bertanya-tanya buat apa hidup ini? saya rasa hidup ini adalah kita memiliki dasar Islam & Iman, saya jamin kita akan memiliki tujuan hidup yang jelas, banyak orang hidup tak karuan, karena mereka tidak memahami makna dari Rukun Islam & Iman, karena Rukun Islam & Iman itu, sama dengan Falsafah negara kita yaitu Pancasila, Pancasila adalah dasar sebuah negara, dasar sebuah negara adalah hukum, hukum yang mengatur kehidupan sebuah negara, begitu pula kita, Rukun Iman & Islam adalah hukum untuk mengatur kehidupan kita. Tanpa sebuah hukum yang mengatur kehidupan, maka saya rasa dunia tidak akan menjadi baik, banyak terjadi kerusuhan sebagaimana yang terjadi pada masa Jahiliyah.
    Banyak orang mengatakan Al-Qur'an & Hadits adalah pedoman hidup, memang benar, tetapi menurut saya, itu masih belum menyeluruh, masih tidak sempurna, yang sempurna yaitu jika anda memahami Rukun Iman, karena Al-Qur'an & Hadits sudah masuk di dalam nya. Jika anda memahami Rukun Iman, otomatis anda akan mengerti secara menyeluruh, Rukun & Islam memiliki makna yang luas.
   Oleh sebab itu, yang harus kita perhatikan sebagai seorang muslim yaitu kita harus benar" memahami Rukun Iman & Muslim, karena itu sama halnya dengan Pilar negara kita yaitu Pancasila, tanpa Pancasila, negara kita tidak akan makmur dan sebaik sekarang ini.
   Banyak hal yang terkandung dalam Rukun Iman & Islam tetapi saya rasa, sekarang, banyak orang tidak menyadari penting nya hidup berdasarkan Rukun Iman & Islam. Tak heran jika sekarang telah banyak orang yang mulai berbuat seperti orang-orang Jahiliyah, yang melakukan hal-hal tercela, seperti : Mabuk-Mabukan, Perzinahan, Pergaulan Bebas, dan sebagainya, sungguh miris, banyak orang tak menyadari arti pentingnya Iman, Islam & Ihsan.
   Sekian dulu, sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan, tetapi saya butuh menempuh pendidikan yang lebih tinggi, agar ilmu yang saya dapatkan bertambah, untuk dapat menulis artikel ini dengan baik, dengan bahasa yang efektif, dan pesan yang ingin saya sampaikan tersampaikan kepada pembaca...
   Terima Kasih....

Taqwa

Tanya : Apakah taqwa itu?
   Jawab : Taqwa (taat dan takut kepada Allah, serta mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya) itu adalah merupakan harta terpendam yang akan dapat membawa satu keuntungan kepada kita (dalam urusan dunia-akhirat) sesudah didalamnya memuat permata-permata yang bernilai tinggi dengan harganya yang mahal dan (diumpamakan) sebagai satu kerajaan yang kuat dan besar. Dan dengan taqwa itulah maka seolah-olah telah terkumpul pada seseorang kebaikan dunia dan akhirat.
   Dalam ayat-ayat Qur'an telah disebutkan tentang manfaat dari taqwa yang di antaranya ada 12 macam yaitu :
  1. Mendapatkan pujian. Firman Allah yang artinya : "Jika kamu bersabar dan taqwa maka sesungguhnya hal itu adalah sebagai perkara yang kuat."
  2. Mendapatkan penjagaan dan perlindungan dari musuh. Firman Allah yang artinya : "Jika kamu bersabar dan taqwa maka kamu tidak akan mendapati bencana dari musuh sedikitpun."
  3. Mendapatkan pertolongan. Firman Allah yang artinya : "Sesungguhnya Allah bersama mereka yang taqwa dan baik." Dan "Dan Allah akan menjadi pelindung bagi mereka yang taqwa."
  4. Mendapatkan keselamatan dan rejeki yang halal. Firman Allah yang artinya : "Barangsiapa yang taqwa kepada Allah maka Dia akan melapangkan kepadanya dan akan memberikan rejeki tidak terhitung banyaknya."
  5. Mendapatkan perbaikan amal. Firman Allah yang artinya : "Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah akan memperbaiki pekerjaanmu."
  6. Mendapatkan pengampunan dosa. Firman Allah yang artinya : "Dan Allah akan mengampuni dosa-dosamu."
  7. Mendapatkan kecintaan dari Allah. Firman Allah yang artinya : "Sesungguhnya Allah akan mencintai mereka yang taqwa."
  8. Mendapatkan diterimanya amalan. Firman Allah yang artinya : "Sesungguhnya Allah akan menerima orang-orang yang taqwa."
  9. Mendapatkan sifat perkasa dan mulia. Firman Allah yang artinya : "Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu disisi Allah adalah yang paling taqwa."
  10. Mendapatkan kegembiraan ketika akan mati. Firman Allah yang artinya : "Mereka yang beriman dan taqwa akan mendapatkan kegembiraan di dunia dan akhirat."
  11. Mendapatkan Keselematan dari nereka. Firman Allah yang artinya : "Kemudian Kami ( Allah ) selamatkan mereka yang taqwa."
  12. Mendapatkan Kehidupan kekal di syurga. Firman Allah yang artinya : "Disediakan Surga bagi mereka yang bertaqwa."
   Maka demikianlah keterangan tentang kebaikan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat dengan dasar taqwa.
   Kemudian para ulama telah menerangkan tentang tingkatan taqwa itu dalam tiga macam :
  1. Taqwa atau suci dari segala perbuatan dan perkataan yang dapat menyebabkan musyrik atau menyekutukan Tuhan. 
  2. Taqwa dari amalan bid'ah (yang menyalahi syariat).
  3. Taqwa dari maksiat.
   Dalam hal tersebut Allah telah menerangkannya dalam satu ayat yang artinya : "Tidaklah berdosa mereka yang beriman dan beramal yang baik dalam hal makanan mereka (yang halal) jika mereka taqwa, beriman dan beramal baik, kemudian mereka taqwa dan beriman, kemudian mereka taqwa dan baik." (Qur'an)
   Dan Imam Ghazali Menjelaskan : Taqwa adalah menjauhi semua apa yang membawa bahaya bagi agama anda. Taqwa yaitu membersihkan hati dari kejahatan-kejahatan dengan berkemauan keras buat meninggalkannya.
  Dan selanjutnya kejahatan itu ada dua macam :
  1. Kejahatan asli yaitu segala apa yang dilarang oleh Allah seperti melakukan perbuatan-perbuatan maksiat.
  2. Kejahatan yang tidak asli seperti kejahatan yang sifatnya berupa didikan Tuhan misalnya melakukan perbuatan-perbuatan yang halal tetapi berlebih-lebihan karena dorongan oleh hawa nafsu syahwat.
   Maka oleh sebab itu, kita harus menjadi seseorang yang bertaqwa, agar mendapatkan manfaat dari taqwa tersebut dan perlu untuk meninggalkan 2 kejahatan di atas karena bisa berakibat terhadap adanya siksaan yang akan diberikan oleh Tuhan dalam neraka.
  Sekian, semoga bermanfaat.

Islam Itu Seperti Pokok Kayu

        Agama Islam dapat diumpamakan seperti pokok kayu. Satu pokok kayu ada mempunyai bahagian yang tak dapat dilihat, yaitu bahagian yang terunjam masuk ke perut bumi (di bawah tanah), yaitu yang dinamakan akar, yang banyak sekali, ada yang besar dan panjang, dan ada pula yang halus seperti rambut dan pendek.

        Pokok kayu itu pula yang mempunyai bahagian yang dapat dilihat, yaitu bahagian yang muncul menjulang di atas permukaan bumi, yaitu yang dinamakan batang beserta dahan-dahannya yang besar dan rantingnya yang kecil yang banyak sekali pula.

       Agama islam seperti sebatang pokok kayu karena mempunyai 2 ajaran.

       Ajara pertama mengenai kepercayaan (Iman) yang dinamakan Rukan Iman. Pekerjaan otak

dan pikiran semata. Banyak yang harus dipercaya oleh orang Islam, tetapi yang pokok hanya 6 perkara.

       Setiap orang islam, otak dan pikirannya harus yakin dan percaya sepenuh-penuhnya 6
perkara yang tersebut di bawah ini:

1. Percaya tentang adanya Tuhan yang menciptakan seluruh alam.

2. Percaya tentang adanya Malaikat, makhluk gaib yang selalu menjaga ala mini

3. Mempercayai semua Rasul dan diutus Allah kepada manusia untuk mengajarkan agama yang benar.

4. Mempercayai semua Kitab Suci Allah yang diturunkan kepada Rasul-Rasul itu.

5. Percaya bahwa semua manusia yang sudah mati akan dihidupkan kembali di Alam Akhirat, hidup yang kekal dan abadi, dimana semua perbuatan manusia selama hidup di dunia ini diperhitungkan dan dibalas dengan balasan yang setimpal.

6. Percaya terhadap Qadha dan Qadar Allah, yaitu bahwa semua apa yang terjadi itu adalah dengan kekuasaan Allah semata.

         Disamping Rukan Iman yang 6 perkara itu, setiap orang muslim juga selama hidupnya harus
menjalankan atau melakukan 5 perkara, yang sering disebut dengan Rukun Islam, yaitu

1. Mengucapkan dua kalimat syahadat, yaitu: “Asyhadu-an-la-ilaha-illallaah wa-asy hadu anna Muhammadan Rasulullah”. Artinya : ‘’Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah rasul (Utusan) Allah.”

2. Mengerjakan Shalat 5 waktu sehari semalam.

3. Mengerjakan puasa di bulan ramadhan.

4. Mengeluarkan Zakat harta setelah sampai senisab (hinggaannya) sekali setahun.

5. Mengerjakan Ibadat Haji ke Mekkah sekali seumur hidup, bagi yang mampu.

      Islam seperti pokok kayu. Rukun Iman sebagai urat atau akar, sedang Rukun Islam sebagai batang, dahan, dan ranting. Dengan gampang dapatlah kita mengerti bahwa Rukun Iman mempunyai kedudukan yang jauh lebih penting dari Rukun Islam.

      Bila urat atau akar kayu tidak hidup, tidak kuat, tidak terunjam jauh ke perut bumi, atau akar itu tidak mendapatkan tanah yang subur atau kurang pupuk, maka akibatnya pokok kayu itu akan hidup merasa atau mati sama sekali. Atau kalaupun terus hidup akan kelihatan batang, dahan dan rantingnya tidak hidup subur. Bila ia berdaun atau berkembang, daun dan kembangnya gampang berguguran bila ditiup angin sedikit saja. Dan tak ada kembangnya yang menjadi buah. Jadi akar kayu yang tidak kuat atau tidak mendapat pupuk, menyebabkan batang kayu tidak berbuah dan tak berguna.

      Begitu pulalah keadaan seorang islam yang tak beriman, atau lemah imannya karena tidak dipupuk dan dipelihara, agamanya akan merana, tidak ada perhatian dan kegiatan padanya untuk melakukan ibadat yang dinamakan Rukun Islam yang lima. Orang yang Bergama Islam yang tidak melakukan ibadat, adalah agamanya itu ibarat pokok kayu yang tak berbuah.

      Jadi bila kita dapati sekarang banyak orang islam di dalam dan di luar negeri yang meninggalkan shalat lima waktu, tidak mengerjakan puasa di bulan Ramadhan, tidak mengeluarkan zakat harta sekali setahun sekalipun dia orang kaya atau milioner, tidak mengerjakan Ibadat Haji sekalipun sanggup dan kuasa, apalagi kalau ada orang Islam yang rusak akhlak dan budi pekertinya, itu semuanya karena lenyap atau lemahnya keimanan di dada mereka. Tidak ada usaha yang pantas dilakukan terhadap mereka, selain usaha-usaha yang memperkokoh keimanan itu, yaitu usaha memupuk dan menyuburkan keimanan itu.

Sekian semoga pembaca dapat mengambil kesimpulan dari tulisan ini, tulisan ini di kutip dari buku “Mengenal Tuhan” yang ditulis oleh Bey Arifin diterbitkan oleh pt.binailmu

Untuk meningkatkan keimanan kita dan lebih mengenal agama, ikuti lah setiap artikel yang saya tulis dengan berurutan yang akan saya upload setiap harinya jika saya tidak mempunyai halangan, semoga allah memberikan keringanan kepada saya untuk menyebarkan agamanya, amin.





Apa itu Agama Islam?

Agama Islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dengan agama inilah Allah menutup agama-agama sebelumnya. Allah telah menyempurnakan agama ini bagi hamba-hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk. Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain Islam.
Allah ta’ala berfirman,
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيماً
“Muhammad itu bukanlah seorang ayah dari salah seorang lelaki diantara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para Nabi.” (QS. Al Ahzab: 40)
Allah ta’ala juga berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِيناً
“Pada hari ini Aku telah sempurnakan bagi kalian agama kalian, dan Aku telah cukupkan nikmat-Ku atas kalian dan Aku pun telah ridha Islam menjadi agama bagi kalian.” (QS. Al Maa’idah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللّهِ الإِسْلاَمُ
“Sesungguhnya agama yang benar di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS. Ali Imran: 19)
Allah ta’ala berfirman,
وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلاَمِ دِيناً فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Dan barang siapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan pernah diterima darinya dan di akhirat nanti dia akan termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali ‘Imran: 85)
Allah ta’ala mewajibkan kepada seluruh umat manusia untuk beragama demi Allah dengan memeluk agama ini. Allah berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعاً الَّذِي لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ يُحْيِـي وَيُمِيتُ فَآمِنُواْ بِاللّهِ وَرَسُولِهِ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الَّذِي يُؤْمِنُ بِاللّهِ وَكَلِمَاتِهِ وَاتَّبِعُوهُ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
“Katakanlah: Wahai umat manusia, sesungguhnya aku ini adalah utusan Allah bagi kalian semua, Dialah Dzat yang memiliki kekuasaan langit dan bumi, tidak ada sesembahan yang haq selain Dia, Dia lah yang menghidupkan dan mematikan. Maka berimanlah kalian kepada Allah dan Rasul-Nya seorang Nabi yang ummi (buta huruf) yang telah beriman kepada Allah serta kalimat-kalimat-Nya, dan ikutilah dia supaya kalian mendapatkan hidayah.” (QS. Al A’raaf: 158)
Di dalam Shahih Muslim terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dari jalur Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda yang artinya, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangannya. Tidaklah ada seorang manusia dari umat ini yang mendengar kenabianku, baik yang beragama Yahudi maupun Nasrani lantas dia meninggal dalam keadaan tidak mau beriman dengan ajaran yang aku bawa melainkan dia pasti termasuk salah seorang penghuni neraka.”
Hakikat beriman kepada Nabi adalah dengan cara membenarkan apa yang beliau bawa dengan disertai sikap menerima dan patuh, bukan sekedar pembenaran saja. Oleh sebab itulah maka Abu Thalib tidak bisa dianggap sebagai orang yang beriman terhadap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam walaupun dia membenarkan ajaran yang beliau bawa, bahkan dia berani bersaksi bahwasanya Islam adalah agama yang terbaik.
Agama Islam ini telah merangkum semua bentuk kemaslahatan yang diajarkan oleh agama-agama sebelumnya. Agama Islam yang beliau bawa ini lebih istimewa dibandingkan agama-agama terdahulu karena Islam adalah ajaran yang bisa diterapkan di setiap masa, di setiap tempat dan di masyarakat manapun. Allah ta’ala berfirman kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِناً
“Dan Kami telah menurunkan kepadamu Al Kitab dengan benar sebagai pembenar kitab-kitab yang terdahulu serta batu ujian atasnya.” (QS. Al Maa’idah: 48)
Maksud dari pernyataan Islam itu cocok diterapkan di setiap masa, tempat dan masyarakat adalah dengan berpegang teguh dengannya tidak akan pernah bertentangan dengan kebaikan umat tersebut di masa kapan pun dan di tempat manapun. Bahkan dengan Islamlah keadaan umat itu akan menjadi baik. Akan tetapi bukanlah yang dimaksud dengan pernyataan Islam itu cocok bagi setiap masa, tempat dan masyarakat adalah Islam tunduk kepada kemauan setiap masa, tempat dan masyarakat, sebagaimana yang diinginkan oleh sebagian orang.
Agama Islam adalah agama yang benar. Sebuah agama yang telah mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah ta’ala bagi siapa saja yang berpegang teguh dengannya dengan sebenar-benarnya. Allah ta’ala berfirman,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dia lah Zat yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa Petunjuk dan Agama yang benar untuk dimenangkan di atas seluruh agama-agama yang ada, meskipun orang-orang musyrik tidak menyukainya.” (QS. Ash Shaff: 9)
Allah ta’ala berfirman,
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Allah benar-benar telah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman serta beramal salih diantara kalian untuk menjadikan mereka berkuasa di atas muka bumi sebagaimana orang-orang sebelum mereka telah dijadikan berkuasa di atasnya. Dan Allah pasti akan meneguhkan bagi mereka agama mereka, sebuah agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka peluk. Dan Allah pasti akan menggantikan rasa takut yang sebelumnya menghinggapi mereka dengan rasa tenteram, mereka menyembah-Ku dan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Dan barangsiapa yang ingkar sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. An Nuur: 55)
Agama Islam adalah ajaran yang mencakup akidah/keyakinan dan syariat/hukum. Islam adalah ajaran yang sempurna, baik ditinjau dari sisi aqidah maupun syariat-syariat yang diajarkannya:
  1. Islam memerintahkan untuk menauhidkan Allah ta’ala dan melarang kesyirikan.
  2. Islam memerintahkan untuk berbuat jujur dan melarang dusta.
  3. Islam memerintahkan untuk berbuat adil dan melarang aniaya.
  4. Islam memerintahkan untuk menunaikan amanat dan melarang berkhianat.
  5. Islam memerintahkan untuk menepati janji dan melarang pelanggaran janji.
  6. Islam memerintahkan untuk berbakti kepada kedua orang tua dan melarang perbuatan durhaka kepada mereka.
  7. Islam memerintahkan untuk menjalin silaturahim (hubungan kekerabatan yang terputus) dengan sanak famili dan Islam melarang perbuatan memutuskan silaturahim.
  8. Islam memerintahkan untuk berhubungan baik dengan tetangga dan melarang bersikap buruk kepada mereka.
Secara umum dapat dikatakan bahwasanya Islam memerintahkan semua akhlak yang mulia dan melarang akhlak yang rendah dan hina. Islam memerintahkan segala macam amal salih dan melarang segala amal yang jelek. Allah ta’ala berfirman,
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ
“Sesungguhnya Allah memerintahkan berbuat adil, ihsan dan memberikan nafkah kepada sanak kerabat. Dan Allah melarang semua bentuk perbuatan keji dan mungkar, serta tindakan melanggar batas. Allah mengingatkan kalian agar kalian mau mengambil pelajaran.” (QS. An Nahl: 90)
***
Diterjemahkan dari Syarh Ushul Iman, hal. 5-8, Penerbit Darul Qasim
Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin rahimahullah
Diterjemahkan oleh: Abu Muslih Ari Wahyudi
Artikel www.muslim.or.id